Makan Sambil Main





Memberi makan ke anak salah satu problematika setiap ibu. Mau anaknya doyan makan atau pun engga, pasti pernah menghadapi problem ini. Pasti ada masa dimana anak ga mau makan.

Gantari (anak aku) dia suka nyemil, tapi susah makan. Sepulangnya kami dari Brisbane, tantangan makan Gantari semakin challenging, tiba-tiba jadi pemakan yang pemilih, yang terberat dia tidak mau makan nasi.


Sewaktu di Brisbane, saat makan tiba, Gantari duduk manis di high chair, saya kasih makanan dia di atas meja, dan dia akan makan sendiri. Aku akan menyuapi kalau makannya sedikit, selebihnya dia bisa mandiri. Aku jarang memberi makan saat dia bermain atau melakukan aktivitas, selain repot, saya yakin itu bukan hal baik, ga disiplin. Berantakan dan jadi super lama makannya. Kecuali kalau cemilan seperti biskuit atau buah. Aku ga terlalu mengharuskan dia duduk di high chair.

Hal ini berbeda saat kami pulang ke Indonesia, selain Gantari juga ga mau makan, dia menolak makanan bahkan sebelum dia mencicipi. Kan bisa aku simpulin dia melawan rasa laparnya. Dia lebih memilih lapar dari pada makan, atau mungkin dia ga merasa lapar. Jadi baru melihat makanan, dia sudah menolak. Ini sulit!!!!. Pernah saya biarkan dia lapar, tapi berujung dia minta susu, bukan minta makan. Sebagau ibu, daripada ga makan, yah kasih susu deh.

Karena masih menumpang tinggal di rumah orang tua, opini satu per satu datang. Saran dan kritik juga terlontar.
Salah satu saran yang dulu aku paling jarang lakukan, akhirnya aku coba. Memberi makan saat bermain. Duh!
Antara prinsip, tapi butuh. Tapi karena ini perihal perut anak, urgent! akhirnya aku lakukan. Lagi pula saran orang tua ga ada yang salah, patut dicoba. Mengalah sedikit untuk kebaikan.

Pertama yang dilakukan adalah mencari playground yang nyaman buat Gantari. Beruntung aku tinggal di daerah BSD City, jadi kami masih bisa menemukan playground komplek atau dekat dengan komplek. Jadwal ke playground sambil makan jadi agenda utama, berharap dia main dan capek, trus makan lahap.

Sekarang aku officially jadi emak-emak komplek, setiap pagi or sore keliling komplek, or main ke playgrund buat ngasih makan anak. 


Kita terkadang mudah buat menilai orang lain atas apa yang orang lain lakukan, tapi kita lupa memposisikan diri sebagai mereka. Setiap orang pasti punya alasan untuk melakukan sesuatu. Sekarang setelah diposisi seperti ini, aku melakukan hal yang sama bukan?!.


Dasar Manusia. 

Post a Comment

0 Comments